Macam-Macam Analisis Kredit: Pengertian, Jenis dan Contohnya

analisis kredit

Analisis kredit adalah proses evaluasi kemampuan suatu perusahaan atau individu dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik dari segi keuangan maupun non-keuangan.

Tujuan dari analisis kredit adalah untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak yang memberikan kredit (pemberi kredit) untuk memutuskan apakah akan memberikan kredit atau tidak kepada suatu perusahaan atau individu yang meminta kredit (debitur).

Analisis kredit dapat dilakukan oleh pihak internal, seperti bagian keuangan dari suatu perusahaan, atau oleh pihak eksternal, seperti lembaga pemeringkat kredit atau perusahaan penilai kredit.

Jenis Analisis Kredit

Ada beberapa jenis analisis kredit yang sering digunakan (5C kredit), di antaranya adalah:

  1. Analisis rasio kredit: merupakan analisis yang menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio cicilan terhadap penghasilan (debt-to-income ratio), rasio utang terhadap aset (debt-to-asset ratio), dan rasio kemampuan membayar utang (times interest earned ratio).
  2. Analisis cash flow: merupakan analisis yang mengukur kemampuan suatu perusahaan atau individu dalam memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan arus kas yang diperoleh.
  3. Analisis fundamental: merupakan analisis yang menggunakan laporan keuangan perusahaan atau individu, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan ekuitas, untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan atau individu.
  4. Analisis kapasitas: merupakan analisis yang mengukur kemampuan suatu perusahaan atau individu dalam memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan kapasitas produksi perusahaan atau pendapatan individu.
  5. Analisis karakter: merupakan analisis yang mengukur kemampuan suatu perusahaan atau individu dalam memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan faktor-faktor seperti integritas, kejujuran, dan kepercayaan.

Contoh Penerapan Analisis Kredit

Berikut ini adalah beberapa penerapannya kepada calon nasabah/debitur:

  1. Seorang calon debitur meminta kredit sebesar Rp 500 juta untuk membeli rumah. Pemberi kredit meminta calon debitur untuk mengisi formulir aplikasi kredit yang mencakup informasi mengenai latar belakang, pekerjaan, penghasilan, dan keuangan calon debitur. Pemberi kredit juga meminta calon debitur untuk menyertakan dokumen-dokumen yang relevan, seperti slip gaji, mutasi rekening 3 bulan terakhir, laporan keuangan perusahaan (jika calon debitur merupakan pemilik perusahaan), dan bukti kepemilikan rumah yang akan dibeli.
  2. Setelah menerima aplikasi kredit dan dokumen yang diperlukan, pemberi kredit melakukan analisis kredit terhadap calon debitur. Pertama, pemberi kredit menghitung debt-to-income ratio calon debitur dengan menggunakan informasi mengenai penghasilan bulanan dan cicilan kredit yang harus dibayarkan. Debt-to-income ratio yang dianggap acceptable oleh pemberi kredit adalah di bawah 30%. Jika debt-to-income ratio calon debitur di bawah 30%, maka pemberi kredit akan melanjutkan analisis kredit ke tahap selanjutnya.
  3. Selanjutnya, pemberi kredit menilai kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajiban finansialnya dengan menganalisis arus kas calon debitur. Pemberi kredit meminta calon debitur untuk menyertakan laporan pengeluaran bulanan yang mencakup informasi mengenai pengeluaran untuk biaya hidup, cicilan kredit lainnya, dan cicilan kredit yang akan diberikan. Pemberi kredit juga menghitung rasio utang terhadap aset (debt-to-asset ratio) calon debitur dengan menggunakan informasi mengenai aset yang dimiliki calon debitur dan utang yang harus dibayarkan.
  4. Selanjutnya, pemberi kredit menilai karakter calon debitur dengan menggunakan informasi mengenai integritas, kejujuran, dan kepercayaan calon debitur. Pemberi kredit dapat melakukan ini dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan calon debitur, serta mencari informasi lain mengenai calon debitur dari sumber-sumber lain, seperti rekan kerja, teman, atau keluarga.
  5. Setelah melakukan analisis kredit secara keseluruhan, pemberi kredit memberikan rekomendasi apakah konsumen disetujui pengajuannya atau tidak.

Contoh Perhitungannya

Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan analisis kredit:

  1. Analisis rasio kredit:
  • Seorang calon debitur memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta per bulan dan meminta kredit sebesar Rp 100 juta. Cicilan kredit yang harus dibayarkan selama 1 tahun adalah Rp 100 juta / 12 bulan = Rp 8.333.333 per bulan. Debt-to-income ratio-nya adalah Rp 8.333.333 / Rp 10.000.000 = 83,33%. Artinya, cicilan kredit yang harus dibayarkan sebesar 83,33% dari penghasilannya per bulan.
  1. Analisis cash flow:
  • Seorang individu memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta per bulan dan memiliki cicilan kredit yang harus dibayarkan sebesar Rp 2 juta per bulan, serta memiliki biaya hidup sebesar Rp 5 juta per bulan. Arus kas netto-nya adalah Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 3.000.000 per bulan. Artinya, individu tersebut memiliki kemampuan memenuhi kewajiban finansialnya sebesar Rp 3 juta per bulan.
  1. Analisis fundamental:
  • Sebuah perusahaan memiliki laporan laba rugi yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami laba sebesar Rp 2 miliar pada tahun terakhir. Debt-to-equity ratio-nya adalah Rp 3 miliar / Rp 2 miliar = 1,5. Artinya, perusahaan tersebut memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1,5.
  1. Analisis kapasitas:
  • Sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.000 unit per bulan dan meminta kredit sebesar Rp 100 juta untuk membeli mesin baru. Debt-service coverage ratio-nya adalah Rp 100.000.000 / (1.000 unit x Rp 100.000 per unit) = 10. Artinya, perusahaan tersebut memiliki kemampuan memenuhi kewajiban finansialnya sebanyak 10 kali lipat dari cicilan kredit yang harus dibayarkan.

Tugas Analisis Kredit

Tugas utama dari analisis kredit adalah memberikan informasi yang diperlukan oleh pemberi kredit untuk memutuskan apakah akan memberikan kredit atau tidak kepada debitur.

Dalam melakukan analisis kredit, terdapat beberapa tugas yang harus dilakukan, di antaranya adalah:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai debitur, termasuk informasi mengenai latar belakang, bisnis, dan keuangan.
  2. Menilai kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik dengan menggunakan rasio-rasio keuangan maupun dengan menganalisis arus kas, kapasitas produksi, atau pendapatan individu.
  3. Menilai karakter debitur, termasuk integritas, kejujuran, dan kepercayaan.
  4. Menilai risiko yang terkait dengan kredit yang akan diberikan, termasuk risiko default, risiko perubahan harga, dan risiko pasar.
  5. Memberikan rekomendasi kepada pemberi kredit mengenai apakah kredit tersebut harus diberikan atau tidak, serta dengan syarat apa jika kredit tersebut diberikan.

Butuh dana tunai gadai BPKB mobil?

Segera hubungi kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *